ekplanasiberupa paparan kejadian suatu fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca berupa proses terjadinya suatu fenomena dari beragam sumber yang didengar dan dibaca 3.10 Menelaah teks ekplanasi berupa paparan kejadian suatu fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca 4.10 Menyajikan informasi dan data dalam bentuk teks eksplanasi proses Pengertian Teks Drama Teks drama adalah teks yang berisi cerita, cerita disajikan melalui rentetan dialog per babak yang dibayangkan dan cerita, serta berbagai peristiwa yang disajikan di panggung teater dapat digambarkan melalui pertunjukan. Teks drama dibuat tak hanya untuk dibaca, tetapi juga harus dapat dipentaskan oleh para tokoh dengan tokoh yang harus dijiwai atau lakonnya. Drama secara luas dapat diartikan sebagai bentuk karya sastra yang isinya menyangkut kehidupan yang disajikan atau ditampilkan dalam bentuk gerak. Drama membutuhkan komunikasi, situasi, dan tindakan yang berkualitas tinggi. Kualitas dapat dilihat secara keseluruhan dan bagaimana konflik atau masalah muncul dalam drama. Ciri-Ciri Teks Drama Sebagai karya sastra yang berbeda dengan karya sastra lainnya, drama memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Berisi dialog yang dapat dipercakapkan oleh aktor atau lakon teater. Berisi cerita atau kisah yang dinarasikan dan yang disampaikan melalui dialog atau antartokoh. Teks drama berisi instruksi khusus yang harus dijiwai oleh para tokoh, seperti menyesuaikan ekspresi marah atau senang, melakukan tindakan berlari / melompat, dll. Karena drama hanya menggunakan dialog sebagai isinya, tanda petik “…” tidak diperlukan untuk penulisan dialog. Struktur Teks Drama Seperti jenis teks lainnya, kita dapat membagi bagian-bagian yang menyusus teks drama. Bagian-bagian ini disusun secara sistematis dan dapat dipertimbangkan dalam proses kreatif menulis. Prolog mengacu pada kalimat atau pembukaan cerita, dan pengantar atau latar belakang cerita biasanya disampaikan oleh wayang atau tokoh tertentu yang berlatarkan teks drama. Arahannya adalah pengenalan dan pengaturan tindakan dan posisi, meliputi pengenalan tokoh , pernyataan situasi dan cerita, dan dari awal, konflik yang akan diceritakan dalam cerita yang akan diceritakan dalam drama. Komplikasi juga disebut bagian tengah cerita mulai menciptakan konflik. Pada bagian ini, tokoh utama akan menemukan berbagai kendala antara dirinya dengan tujuan atau keinginannya. Berbagai kesalahpahaman yang sering dialami oleh para tokoh dalam perjuangan melawan rintangan tersebut. Resolusi kromatisitas, yaitu resolusi komplikasi atau hambatan yang menghalangi tokoh utama. Bagian ini harus muncul secara logis dan sesuai dengan berbagai kompleksitas atau klimaks yang diusulkan sebelumnya mencegah konflik puncak kompleksitas dan resolusi. Epilog merupakan bagian akhir dari drama, dan bentuk kata penutup tersebut berisi kesimpulan atau informasi tentang keseluruhan isi drama. Bagian ini biasanya disediakan oleh dalang atau tokoh. Unsur Teks Drama Drama adalah sejenis teks, ia juga terdiri dari banyak elemen. Berikut ini adalah uraian unsur drama oleh tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017, yang di antaranya sebagai berikut. Latar belakang merupakan gambaran letak, waktu, dan suasana dalam naskah drama, meliputi Menetapkan lokasi yaitu mendeskripsikan adegan dalam naskah, seperti di rumah, di medan perang, di atas meja makan. Setting atau waktu, yaitu waktu kejadian yang digambarkan dalam naskah, seperti pada pada Hari Pahlawan yang jatuh tanggal 10 Desember. Latar budaya, yaitu gambaran suasana atau budaya di balik layar atau peristiwa dalam drama. Misalnya dalam budaya Jawa, Betawi, Melayu, Sunda dan Papua hidup. Penokohan Penokohan dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut. Tokoh gagal atau tokoh badut foil. Posisi tokoh ini berlawanan dengan tokoh lain. Tokoh ini ada untuk menekankan tokoh Tokoh idaman atau tokoh pahlawan tipe peran Tokoh ini memainkan tokoh heroik, dengan peran yang kuat, adil, atau terpuji. Tokoh Statis Static character. Dari awal hingga akhir cerita, peran tokoh ini tetap tidak berubah. Tokoh bulat adalah tokoh yang mengalami perubahan watak secara berangsur-angsur. Misalnya, tokoh bulat adalah tokoh yang mengubah dari peran setia menjadi pengkhianat, dari peran menyakitkan menjadi peran baik, dan dari orang yang korup menjadi orang yang saleh dan bijaksana Dialog Dalam drama, dialog atau percakapan harus memenuhi beberapa syarat, antara lain mendukung perilaku tokoh . dan merefleksikan apa yang terjadi sebelum cerita, serta apa yang terjadi di balik cerita, juga harus bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan para tokoh di atas panggung. Dialog di atas panggung lebih jelas dan lebih teratur daripada percakapan sehari-hari. Kata-kata yang disusun harus dimaksimalkan sebaik-baiknya; tokoh harus berbicara dengan jelas dan memiliki tujuan yang jelas. Dialog tersampaikan secara natural dan alamiah sehingga membuat penonton berpikira bahwa seolah-olah dialog tersebut diucapkan seperti sebenar-benarnya terjadi. Tema Tema adalah ide utama untuk menentukan struktur keseluruhan jalan cerita dari drama. Tema-tema dalam lakon menyentuh semua masalah, termasuk masalah kemanusiaan, kekuasaan, perasaan, kecemburuan, dll. Pada umumnya, tema tidak dinyatakan secara terang-terangan tersurat, tetapi lebih pada tersirat. Oleh karena itu, untuk memahami dan merumuskan tema-tema drama, perlu adanya apresiasi terhadap berbagai unsur drama secara keseluruhan. Pesan atau Amanat Pesan atau amanat adalah ajaran moral doktrinal yang disampaikan drama kepada pembaca/penonton. Sepanjang drama, Pesan atau amanat disembunyi secara rapi dengan menyeseuaikan dari isi cerita drama. Kaidah Kebahasaan Teks Drama Aturan atau ciri yang paling kuat dari bahasa teks drama adalah bahwa hampir semua aturan atau fitur adalah dialog atau percakapan langsung dari tokoh. Oleh karena itu, hampir semua kalimat yang disajikan di dalamnya merupakan dialog atau bentuk tuturan langsung dari tokoh tersebut. Kaidah kebahasaan teks drama, antara lain sebagai berikut. Menggunakan kata-kata yang mengungkapkan deret waktu dalam urutan kronologis, seperti sebelum, sekarang, setelah, pertama, kemudian. Menggunakan verba untuk mendeskripsikan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menugaskan, menggantikan, menyingkirkan, menghadap, bercengkrama. Menggunakan verba untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dirasakan karakter, seperti merasa, ingin, mengharapkan, menginginkan, mengalami. Menggunakan bahasa deskriptif untuk mendeskripsikan orang, tempat atau suasana, misalnya kotor, rapi, bengis, maskulin, feminine, dsb. Contoh Teks Drama Sebagai pengurus pemakaman jenazah di Pemakaman Umum Pondok Rangon, sejak Covid-19, beban kerja Udin, Yogi, dan Abil meningkat. Setiap harinya, kegiata mereka tak jauh dari gali, gali, dan menggali. Tiga laki-laki datang memakai kaos oblong dengan handuk kecil di bahu mereka. Setelah melepaskan semua atribut, tiap-tiap dari mereka duduk sambil berselanjar kaki. Yogi “Duh, Bang Udin. Kalo kayak gini terus kapan kelarnya, yak, kita? Udin “Ngeluh mulu, idup, lu. Syukurin aje, Kawan. Nyari kerje di Jakarte lu tau sendiri susahnye kayak nyari jarum dalem jemari. Nyang penting dapet duit!” Yogi “Yak, gue, sih, beryukur, Bang, tapi gak gini juga. Masa kita harus bahagia tiap hari ada yang modar?!” Udin “Yak, mau gimane?? Bingung juga. Dah, ah! Mulut lu jangan ngerocos mulu, bikin tambah capek aje!” ABIL MENYODORKAN SEBOTOL AIR MINERAL KEPADA UDIN DAN YOGI Abil “Udeh, udeh, jangan pade rebut. Kalemin aje dulu. Kite, tuh, jarang istirahat. Dah, istirahat dulu. Simpen tenage lu pade. Tar, paling ambulans datang lagi.” Yogi “Iya, iya. Soalnya, baru kali ini seumur-umur jadi tukang gali kubur ngerasa kecapean. Kemarin, kemarin, mah, gali sampe malam aja, gue sanggup.” Abil”Iye, gapape, capek itu wajar. Namanya juga manusia. Bang Udin juga capek, Gak perlu memaksakan. Bisa-bisa, nih, kite gali kubur, eh, nanti buat kuburan kite sendiri, karena saking capeknye ngegali mulu.” Yogi “Yaelah, Mas. Jadi, takut Yogi, Mas!” Udin “Lagian, Yog. Elu masih mude aje ngeluh, lah gue nyang umurnye beda 10 tahun lebih tue dari elu, biasa-biasa aje.” Yogi “Lah, tadi, kan, Abang ngeluh capek juga, Bang.” Udin “Lah, siape nyang mulai? Bedain mane nyang ngeluh, mane nyang sengaje bales keluhan temen. Gitu aje ga bisa bedain lu!” Abil “Udeh, udeh, jan pada berantem. Kite gimanepun juge itu tim. Jangen pade berantem. Ohiye, tadi Bang Udin sama Mas Yogi pas tadi malam aku makasih banget, loh, pas lagi berat ngangkat peti kosong ngerasa enteng berkat bantuan Bang Udin sama Mas Yogi. UDIN DAN YOGI SALING MENATAP Udin “Jam berape lu angkat tuh peti?” Abil “Jam berapa, ya? Jam setengah 9an kayaknye.” YOGI NGELUARIN HP BUAT NUNJUKKIN FOTO Yogi “Bang, lu lihat, dah. Jam segitu kita lagi di warung Mpok Leha. Ini fotonya. SEMUA DIAM. UDIN, YOGI, dan ABIL SALING MENATAP. LAMPU PANGGUNG DIMATIKAN. Artikel Teks Drama Kontributor Adip Prasetyo, Alumni Sastra Indonesia FIB UI Materi Bahasa Indonesia lainnya di Teks Eksplanasi Macam-macam Majas Kalimat Efektif
Bahasajuga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, atau peristiwa yang sedang terjadi. Struktur Teks Drama Drama memiliki struktur yang sedikit berbeda dengan teks yang lain. Berikut adalah struktur teks drama. a. Prolog Kaidah Kebahasaan Drama Teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1. Dialog dalam drama merupakan kalimat

218 Kelas VIII SMPMTs Agra ”In…. Lirih Maakan aku, ya. Aku sering nggangguin kamu, Gendis, Anggun, dan teman-teman yang lain.” Gendis ”Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?” Agra ”Iya deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah mengganggu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama. Agra Bicara sendiri ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga. ”Ternyata juga, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi sering ditraktir, hihihi….” Adaptasi dari cerpen ”Kena Batunya”, Veronica Widyastuti 2. Kaidah Kebahasaan Drama Sebagaimana yang tampak pada contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik ”....”. Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku tokoh, kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti 219 Bab 8 Bahasa Indonesia kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Perhatikan contoh berikut 1. Selamat pagi, Anak-anak 2. Selamat pagi, Buuuuuu 3. Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda 4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil? 5. Kenapa kamu selalu mengejek aku? 6. Memangnya kamu suka kalau diejek? 7. Aduh…maaf deh Kamu marah ya, In? Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1 Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu konjungsi temporal, seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 2 Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 4 Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. 5 Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat. sumber 220 Kelas VIII SMPMTs Kegiatan 1. Cermatilah kaidah atau itur-itur kebahasaan yang ada pada salah satu teks drama pada pelajaran sebelumnya. 2. Bersama empat orang teman, catatlah kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai teks drama tersebut Judul drama . . . . Kaidah Kebahasaan AdaTidak Ada Keterangan Kutipan Teks a. Kalimat langsung b. Kata ganti c. Kata tidak baku d. Kosakata percakapan e. Konjungsi temporal f. Kata kerja g. Kata sifat h. Kalimat seru i. Kalimat perintah j. Kalimat tanya 3. Sajikanlah hasil pengamatan kelompokmu itu pada karton manila atau kertas post-it. 4. Pajanglah hasilnya pada papan tulis atau pada dinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya. 5. Mintalah kelompok lain untuk secara bergiliran mengomentari hasil kerja kelompokmu itu berdasarkan kelengkapan, ketepatan, dan kerapian dalam penyajiannya. Bagaimana tanggapanmu dengan komentar-komentar mereka itu, menerimakah? Jendela Bahasa Kalimat Tanya Kalimat tanya introgatif adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat tanya digunakan ketika ingin mengetahui barang, orang, waktu, tempat, cara, dan yang lainnya. 221 Bab 8 Bahasa Indonesia Perhatikan contoh penggunaannya dalam penggalan wacana di bawah ini. 1 Di antara kerumunan muncullah seorang lelaki muda mendekati ibu tadi lalu berjongkok. 2 ”Ibu mau pergi ke mana?” 3 ”Aku mau pulang,” katanya dengan nada lemah. 4 ”Pulang ke mana?” 5 ”Sebenarnya aku sudah mengunjungi rumah kakakku, tetapi tidak ada di rumah.” 6 ”Memangnya rumah ibu di mana?” 7 ”Rumahku jauh di Garut. Eh, ehm… anu.” 8 ”Ada apa Bu?” 9 ”Be… be… begini, Jang.” 10 ”Aku butuh uang untuk ongkos pulang.” 11 ”Uangku habis bahkan untuk membeli minum pun tidak ada.” Sumber Cerpen “Ibuku Sayang, Ibuku Malang” oleh Lina Budiarti. Kalimat tanya dinyatakan dengan kalimat nomor 2, 4, 6, dan 8. Selain ditandai oleh tanda tanya ?, kalimat itu disertai dengan kata tanya mana dan apa. Meskipun demikian, kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan kata tanya. Perhatikan contoh sebagai berikut. a. Kak Alam sudah kuliah? b. Ini rumah Pak Kosasih? c. Tadi malam hujan, ya? Kalimat tanya pun banyak sekali ragamnya. Ada yang disebut dengan kalimat tanya retoris, kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak”, kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Berikut contoh-contohnya a. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Kalimat ini biasa digunakan untuk tujuan klariikasi atau meminta kepsatian. Contoh 1 Jadi, betul para petani di sini mengalami gagal panen? 2 Katanya Anda mau menanam sayur-sayuran di lahan ini? 222 Kelas VIII SMPMTs b. Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. pertanyaan retoris Contoh 1 Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya? 2 Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus? c. Kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Dari segi tujuannya kalimat ini serupa dengan kalimat perintah. Kalimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajaan, rayuan, sindiran, sanggahan. Contoh 1 Mau tidak kamu mengambil benih itu di rumah Pak Lurah? permintaan, suruhan. 2 Kamu mau kan bekerja di kebun saya? ajakan 3 Masa seorang petani sekadar untuk menanam padi pun tidak bisa? sindiran D. Menulis Teks Drama

C Menelaah Struktur dan Kaidah Teks Ulasan 1. Struktur Teks Ulasan. Identitas karya (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku). Orientasi dalam paragraf pertama, yakni dengan menjelaskan keberadaannya sebagai novel yang mendapat penghargaan, sekaligus mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak kalangan.
Di artikel ini, kita akan membahas mengenai teks drama. Mulai dari pengertian, ciri, serta unsur-unsur, struktur drama hingga kaidah kebahasaan serta contohnya. Yuk kita belajar hari ini! — Kamu pernah menonton drama di teater atau di sekolahmu? Jika pernah, kamu pasti tahu, kalau pertunjukan drama memerlukan sebuah teks agar pementasannya dapat berjalan lancar. Kira-kira apa, ya, yang dimaksud dengan teks drama? Pengertian Drama Sebelum membahas tentang pengertian teks drama, kamu bisa melihat dari asal usul katanya. Secara etimologis, drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang artinya berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama juga berarti perbuatan atau tindakan. Bisa disimpulkan, drama adalah sebuah cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku tokoh dan dialog yang dipentaskan. Drama merupakan genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Pengertian Teks Drama Drama adalah kisah kehidupan manusia yang dipentaskan berdasarkan naskah dengan menggunakan percakapan, gerak laku, unsur pendukung serta disaksikan oleh penonton. Nah, teks atau naskah drama adalah cerita yang dipentaskan di atas panggung yang mengisahkan kehidupan para tokohnya dengan alur sedemikian rupa. Baca juga Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi dari Ciri, Struktur, dan Contohnya Ciri-ciri Drama Teks drama memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan teks lainnya, yaitu Disampaikan dalam bentuk dialog dan monolog. Memiliki tokoh atau karakter yang diperankan dengan riasan, aksen, atau penampilan tertentu. Terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan properti untuk menghidupkan suasana. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton karena drama tersebut merupakan sarana hiburan. Dalam pementasannya, teks drama didukung dengan musik dan pencahayaan. Durasi pementasan teks drama berlangsung kurang lebih 3 jam. Unsur-unsur Drama Teks drama mengandung beberapa unsur di dalamnya. Apa saja sih? Yuk, simak rincian masing-masing unsur dari teks drama! 1. Tema Hal pertama dan yang terpenting dari sebuah drama, adalah tema. Tema merupakan gagasan utama yang menjalin struktur isi drama. Tema berkaitan dengan proses jalan cerita sebuah drama. Beberapa contoh tema drama antara lain, kemanusiaan, nasionalisme, kasih sayang, persahabatan, dan sebagainya. Jadi, sebuah drama disampaikan akan bergantung dari tema drama tersebut dipilih oleh penulisnya. 2. Latar Setelah tema sudah ditentukan, kemudian unsur teks drama selanjutnya adalah latar drama tersebut. Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam cerita. Jadi, latar berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di dalam drama, bukan berkaitan dengan penonton maupun persiapan drama. 3. Tokoh Selanjutnya mengenai tokoh. Tokoh adalah pelaku yang ada dalam cerita. Tokoh menjadi pemegang peran yang bertindak untuk menjalankan cerita. 4. Penokohan Selanjutnya, penulis drama harus menetapkan penokohan dalam teks drama. Penokohan, yaitu sifat atau watak seseorang ketika memerankan suatu cerita. Nah, terdapat tiga jenis penokohan dalam drama. Tokoh protagonis atau tokoh utama. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang protagonis. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pendukung cerita. 5. Dialog Dialog adalah percakapan antara dua tokoh atau lebih dalam sebuah drama. Bagian ini merupakan unsur yang penting untuk ada dalam sebuah teks drama, khususnya pada drama yang adegannya terdapat percakapan diantara para tokohnya. 6. Babak Selanjutnya, adalah babak. Babak merupakan bagian dari lakon drama. Dalam satu lakon atau pementasan, terdiri dari satu atau beberapa babak. Babak disebut juga episode, yaitu kumpulan beberapa adegan. 7. Konflik Konflik adalah ketegangan atau pertentangan dalam drama yang ditandai dengan adanya masalah. Pertentangannya terjadi pada satu tokoh atau antara satu tokoh dengan tokoh lain. Konflik ini relatif dibutuhkan, karena pada dasarnya sebuah cerita pasti memiliki tujuan atau pesan tertentu yang ingin disampaikan. Konflik atau masalah dapat mengantarkan sebuah pesan tersebut dalam alur cerita di dalam sebuah drama. 8. Amanat Amanat adalah simpulan tentang ajaran atau pesan moral yang terdapat dalam drama. Amanat bersifat ajaran moral dan mendidik. Oh iya, sebuah drama dapat memiliki lebih dari satu amanat, lho! Baca juga Pengertian Teks Inspirasi, Ciri, Struktur, dan Contohnya Struktur Drama Tak seperti teks lain, naskah drama mempunyai 3 struktur penting, yakni prolog, dialog, dan epilog. Berikut penjelasan dan contohnya! 1. Prolog Prolog merupakan bagian yang berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang yang biasanya disampaikan oleh dalang atau narator, bahkan bisa juga oleh tokoh tertentu. Contoh prolog tentang drama kisah kehidupan adalah sebagai berikut. “Dikisahkan dalam sebuah rumah sederhana, terdapat keluarga yang sangat berbahagia. Rumah tersebut dihuni oleh Ayah, Ibu, dan dua orang anaknya.” 2. Dialog Dialog merupakan percakapan yang melibatkan antartokoh yang dapat menggambarkan kehidupan, watak dan konflik yang dialami manusia beserta cara menyelesaikannya. Umumnya, dialog pada naskah drama berisi 4 bagian Orientasi Bagian awal cerita yang berisi gambaran situasi yang sedang atau sudah terjadi. Komplikasi Bagian pengembangan cerita yang berisi masalah yang dihadapi tokoh-tokoh di dalam drama. Resolusi Bagian akhir dalam drama yang berisi penyelesaian masalah. Koda Akhir cerita atau ending. 3. Epilog Epilog merupakan kata-kata penutup yang berupa simpulan maupun amanat tentang keseluruhan isi dialog yang biasanya disampaikan oleh dalang atau narator. Kaidah Kebahasaan Teks Drama Kaidah kebahasaan adalah aturan-aturan yang digunakan dalam membentuk kata dan kalimat sebagai ciri ataupun pembeda dengan jenis teks lainnya. Dalam naskah drama, terdapat 8 kaidah kebahasaan yang perlu kalian ketahui Berupa dialog Menggunakan tanda petik pada dialog Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog dia, beliau, ia, -nya Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog aku, saya, kami, kita, kamu Banyak menggunakan konjungsi temporal sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana ramai, bersih, baik, gagah, kuat Contoh Teks Drama Belajar Online dari Rumah Selama wabah Covid-19 melanda negara kita, maka tidak ada siswa yang belajar di sekolah. Semua pembelajaran menjadi online dan tidak tatap muka. Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Rani dan Mira. Sebelum Covid mereka selalu bersama, namun sekarang terpisah dan tidak bertemu tatap muka. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemana mereka setelah lulus SMA nanti. Rani “Ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana, Mira?”Mira “Aku mau kuliah di UI.”Rani “Memangnya kamu ambil jurusan apa ?Mira “Hukum. Mau jadi pengacara…hehehe.. hmmm tapi…”Rani “Tapi kamu kenapa?”Mira “Aku lemah di pembelajaran online seperti sekarang. Aku lebih paham jika dijelaskan secara tatap muka. Apalagi kalau pelajaran hitung-hitungan seperti Matematika”Rani “Duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetap berdoa.”Mira “Iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat lagi.”Rani “Nah gitu dong.”Mira “Kalau kamu? mau kuliah di mana?”Rani “Aku belum tau. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?” Mira “Kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikuti kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.”Rani “Iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.”Mira “Ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku sarankan kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan berdoa lah.”Rani “Wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikuti saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Mira.”Mira “Oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Rani. Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Pembelajaran online saat ini menuntut para siswa untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada guru di sekolah. — Itu dia, Brainies, serba serbi pengertian, ciri, unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan hingga contoh drama yang baru saja kamu baca. Semoga bisa menambah pengetahuan kamu, ya! Kalau ada pertanyaan, tulis di kolom komentar atau tanya langsung ke STAR Master Teacher di Brain Academy. Referensi Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Penjelasandi atas merupakan unsur­unsur kaidah kebahasaan yang ada dalam teks pidato mengenai “Dampak Globalisasi”. Sekarang kamu memahami sudah memahami struktur dan kaidah kebahasaan yang ada dalam teks persuasi. Agar kamu lebih memahami kaidah kebahasaan bacalah teks pidato di bawah ini. (Sumber: Kosasih, E. 2017. 213 Bab 8 Bahasa Indonesia C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu Menelaah karakteristik stuktur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas. 1. Struktur Teks Drama Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut. a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita dalang untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya. b. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya. Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi. 1 Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi. 2 Komplikasi, berisi tentang konlik-konlik dan pengembangannya gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama yang menyangkut protagonis dan antagonisnya. 3 Resolusi, adalah bagian klimaks turning point dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konlik- konlik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya. c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita. 214 Kelas VIII SMPMTs Struktur Alur Drama Kegiatan A. Jelaskan struktur teks drama berikut bersama kelompokmu. Tunjukkan bagian- bagiannya secara sistematis, yang meliputi prolog, orientasi, komplikasi, resolusi, dan epilognya. Simpulkanlah tentang lengkap-tidaknya bagian- bagiannya itu Struktur Teks Drama Kutipan TeksPenjelasan 1. Prolog 2. Orientasi 3. Komplikasi 4. Resolusi 5. Epilog . . . . B. Secara bergiliran, presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan kelompok lain untuk mendapat tanggapan-tanggapan Aspek Isi Tanggapan 1. Kelengkapan 2. Ketepatan 3. Keterperincian Prolog Pengenalan tokoh, latar, latar belakang cerita Dialog •Orientasi •Konlikasi •Resolusi Epilog •Penutup •Intisari cerita 215 Bab 8 Bahasa Indonesia Babak I Pagi-pagi, suasana di kelas IX SMP Sambo Indah cukup ramai. Bermacam- macam tingkah kegiatan mereka. Ada yang mengobrol, ada yang membaca buku. Ada pula yang keluar masuk kelas. Cahyo ”Ssst….Bu Indati datang” Para siswa segera beranjak duduk di tempatnya masing-masing Bu Indati ”Selamat pagi, Anak-anak” ramah Anak-anak ”Selamat pagi, Buuuuuu” kompak. Bu Indati ”Anak-anak, kemarin Ibu memberikan tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?” Anak-anak ”Sudah Bu.” Bu Indati ”Arga, kamu sudah membuat pantun?” Agra ”Sudah dong Bu.” Bu Indati ”Coba kamu bacakan untuk teman-temanmu.” Agra tersenyum nakal ”Jalan ke hutan melihat salak, Ada pula pohon-pohon tua Ayam jantan terbahak-bahak Lihat Inka giginya dua” Anak-anal Tertawa terbahak-bahak. Inka Cemberut, melotot pada Agra Bu Indati ”Arga, kamu nggak boleh seperti itu sama temannya.” Agak kesal Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba kamu buat pantun yang lain.” Agra ”Iya Bu” masih tersenyum-senyum. 216 Kelas VIII SMPMTs Babak II Siang hari. Anak-anak SMP Sambo Indah pulang sekolah, Inka mendatangi Arga. Inka ”Arga, kenapa sih kamu selalu usil? Kenapa kamu selalu mengejek aku? Memangnya kamu suka kalau diejek?” cemberut Agra Tertawa-tawa ”Aduh…maaf deh Kamu marah ya, In?” Inka ”Iya dong. habis…kamu nakal. Kamu memang sengaja mengejek aku kan, biar anak-anak sekelas menertawakan aku.” Agra ”Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda. Eh, katanya marah itu bisa menghambat pertumbuhan gigi, nanti kamu giginya dua terus, hahaha…” Danto Tertawa. ”Iya, Kak. Nanti ayam jago menertawakan kamu terus” Inka ”Huh kalian jahat Berteriak Aku nggak ngomong lagi sama kalian” Pergi Gendis Menghampiri Inka ”Sudahlah In, nggak usah dipikirkan. Arga kan memang usil dan nakal. Nanti kalau kita marah, dia malah tambah senang. Kita diamkan saja anak itu. Babak III Hari berikutnya, sewaktu istirahat pertama. Agra Duduk tidak jauh dari Gendis ”Dis, nama kamu kok bagus sih. mengeja nama Gendis itu gimana?” Gendis ”Apa sih, kamu mau mengganggu lagi, ya? Beraninya cuma sama anak perempuan.” Agra ”Aku kan cuma bertanya, mengeja nama Gendis itu gimana. Masak gitu aja marah.” Gendis ”Memangnya kenapa sih? Curiga Gendis ya mengejanya G-E-N-D-I-S dong” Agra ”Haaa…kamu itu gimana sih Dis. Udah SMP kok belum bisa mengeja nama sendiri dengan benar. Gendis itu mengejanya G-E-M-B-U-L. Itu kayak pamannya Bobo, hahaha….” Teman-teman Agra tertawa 217 Bab 8 Bahasa Indonesia Gendis ”Arga, kamu selalu begitu Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat nakal? Lagi pula kamu cuma berani mengganggu anak perempuan. Dasar” Marah dan meninggalkan Agra. Babak IV Di perjalanan, hari sudah siang. Inka dan Gendis berjalan kaki pulang sekolah. Tiba-tiba di belakang mereka terdengar bunyi bel sepeda berdering- dering. Agra Di atas sepeda ”Hoi…minggir…minggir…. Pangeran Arga yang ganteng ini mau lewat. Rakyat jelata diharap minggir.” Inka Gendis Menoleh sebal Agra Tertawa-tawa dan…. gubrak terjatuh ”Aduuuuh” Inka ”Rasakan kamu Berteriak Makanya kalau naik sepeda itu lihat depan.” Gendis “Iya Makanya kalau sama anak perempuan jangan suka nakal. Sekarang kamu kena batunya.” Agra Meringis kesakitan ”Aduh…tolong, dong. Aku nggak bisa bangun nih?” Inka ”Apa-apaan ditolong. Dia kan suka menganggu kita kita. Biar tahu rasa sekarang. Lagi pula, paling dia cuma pura- pura. Nanti kita dikerjain lagi.” Agra ”Aduh…aku nggak pura-pura. Kakiku sakit sekali. Merintih Aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Inka Menjadi merasa kasihan pada Agra ”Ditolong yuk, Dis.” Gendis ”Tapi…” Inka ”Sudahlah, kita kan nggak boleh dendam sama orang lain. Bagaimanapun, Arga kan teman kita juga.” Gendis Mengangguk dan mendekati Arga. Inka ”Apanya yang sakit, Ga?” Agra ”Aduh…kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri nih.” Inka ”Gini aja Dis, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan kan punya motor. Nanti Arga biar diantar pulang sama Pak Yan. Sekarang aku di sini menemai Arga.” Gendis Bersemangat ”Ide yang bagus.” Pergi menuju ke sekolah yang masih kelihatan dari tempat itu. 218 Kelas VIII SMPMTs Agra ”In…. Lirih Maakan aku, ya. Aku sering nggangguin kamu, Gendis, Anggun, dan teman-teman yang lain.” Gendis ”Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?” Agra ”Iya deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah mengganggu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama. Agra Bicara sendiri ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga. ”Ternyata juga, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi sering ditraktir, hihihi….” Adaptasi dari cerpen ”Kena Batunya”, Veronica Widyastuti 2. Kaidah Kebahasaan Drama

Menelaahstruktur dan kebahasaan teks persuasi yang berupa saran, ajakan, dan pertimbangan tentang berbagai permasalahan aktual (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) dari berbagai sumber yang didengar dan dibaca 3.16 Struktur dan Kebahasaan Teks Drama ~08BI16. Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan

Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu Menelaah karakteristik stuktur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas. 1. Struktur Teks Drama Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut. a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita dalang untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya. b. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya. Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi. 1 Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi. 2 Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama yang menyangkut protagonist dan antagonisnya. 3 Resolusi, adalah bagian klimaks turning point dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konflik- konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya. c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita. 2. Kaidah Kebahasaan Drama Sebagaimana yang tampak pada contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik ”....”. Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku tokoh, kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Perhatikan contoh berikut! 1. Selamat pagi, Anak-anak! 2. Selamat pagi, Buuuuuu! 3. Wah...jangan marah dong, aku kan cuma bercanda! 4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil? 5. Kenapa kamu selalu mengejek aku? 6. Memangnya kamu suka kalau diejek? 7. Aduh...maaf deh! Kamu marah ya, In? Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1 Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu konjungsi temporal, seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 2 Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 3 Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. 4 Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
Padamateri ini, peserta didik akan diajak memahami pengertian teks ulasan kemudian disampaikan kembali di depan kelas. Kedua, peserta didik menelaah struktur dari teks ulasan. Ketiga, peserta didik mencoba menyusun teks ulasan dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang benar. Teks Persuasif. Materi kedua yang dipelajari adalah teks persuasif.
Bingung mencari contoh teks drama beserta strukturnya? Simak contoh teks drama beserta struktur dan kaidah kebahasaannya di sini.— Dalam bahasa Indonesia, karya sastra terbagi menjadi banyak genre. Beberapa genre karya sastra yang terkenal adalah puisi, prosa, dan drama. Hal ini karena ketiga genre karya sastra tersebut dipelajari di sekolah. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai teks drama, mulai dari pengertian, ciri, kaidah kebahasaan, struktur, hingga contoh teks drama. Pengertian Teks DramaCiri-Ciri Teks DramaKaidah Kebahasaan Teks DramaPenggunaan bahasaMenggunakan kata kerja menggambarkan peristiwaMenggunakan kata ganti orang ketigaMenggunakan kata sapaanMenggunakan kata sifatMenggunakan konjungsi kronologiKata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkanStruktur Teks Drama1. Prolog Adegan Pembuka2. Dialog PercakapanStruktur Dialog DramaOrientasiKomplikasiKlimaksResolusi3. Epilog Adegan AkhirContoh Teks Drama Pendidikan Beserta StrukturnyaPrologDialogEpilog Pengertian Teks Drama Menurut Hasanuddin 2009, 4 drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakteristik, yaitu dimensi sastra dan dimensi seni pertunjukan. Artinya, drama merupakan karya yang dapat berupa karya sastra yang berwujud naskah teks drama. Selain itu, drama juga bisa berupa karya seni pertunjukkan atau pentas. Pada akhirnya, karya sastra yang berupa naskah drama juga bertujuan untuk dipentaskan. Menurut Fariyanti 2010, 21, teks drama berperan sangat penting dalam bermain drama modern. Hal ini karena teks drama berfungsi sebagai petunjuk bagi para aktor atau pemeran di atas pentas agar cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Kisah dalam drama disampaikan melalui dialog dan narasi. Akan tetapi, yang paling mendominasi adalah dialog. Baik itu dialog antartokoh maupun percakapan dengan diri sendiri atau monolog. Keberadaan dialog menjadi ciri khas yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya. Ciri-Ciri Teks Drama Teks drama memiliki ciri yang membedakannya dengan teks lainnya. Adapun ciri-ciri teks drama adalah Berupa cerita;Terdapat dialog;Bertujuan untuk dipentaskan. Kaidah Kebahasaan Teks Drama Setiap jenis teks tentunya memiliki kebahasaan yang menjadi ciri khasnya. Sama halnya dengan teks lainnya, drama juga memiliki kaidah kebahasaan yang paling sering muncul. Apa saja kaidah kebahasaan yang sering muncul dalam teks drama? Berikut ulasannnya. Penggunaan bahasa Salah satu kaidah kebahasaan yang biasanya terdapat dalam teks drama adalah penggunaan bahasa yang tidak baku. Menurut Saliman dalam Fariyanti, 2010, 10 bahasa digunakan dalam drama sengaja dipilih yang tidak baku karena pengarang mempertimbangkan fungsinya sebagai sarana komunikasi. Maksudnya, bahasa yang dipakai dalam teks drama merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini demi mempertimbangkan fungsi komunikasinya sehingga sengaja mengabaikan aturan dalam tata bahasa baku. Menggunakan kata kerja menggambarkan peristiwa Apabila seseorang membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, mau tidak mau dia juga harus membayangkan alur peristiwa seperti yang terjadi di atas pentas Hasanuddin dalam Dewojati, 2010, 9. Artinya saat membaca teks drama, seseorang dituntut untuk dapat memvisualisasikan peristiwa dari cerita tersebut. Maka dari itu, dalam teks drama sering menggunakan kata kerja yang bisa menggambatkan alur peristiwa yang terjadi. Menggunakan kata ganti orang ketiga Kaidah kebahasaan yang sering muncul dalam drama adalah penggunaan kata ganti orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemendikbud 2017, 366 bahwa drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog dan epilog. Kata ganti orang ketiga yang lazim digunakan dalam drama adalah mereka. Menggunakan kata sapaan Kaidah kebahasaan teks drama selanjutnya adalah kata sapaan. Lazimnya digunakan pada bagian percakapan atau dialog antartokoh. Kata sapaan yang biasanya digunakan dalam drama adalah saya, kami, kita, dan Anda. Menggunakan kata sifat Kata sifat digunakan untuk menggambarkan watak tokoh, tempat, atau suasana saat terjadinya suatu adegan dalam drama. Contoh kata sifat yang biasa digunakan dalam drama adalah rapi, bersih, kuat, dan baik. Menggunakan konjungsi kronologi Berdasarkan Kemendikbud 2017, 367, salah satu ciri kebahasaan yang biasa digunakan dalam drama adalah konjungsi kronologi. Konjungsi kronologi digunakan untuk menyatakan urutan waktu dalam drama. Contoh dari konjungsi kronologi adalah sebelum, setelah itu, sekarang, kemudian, dan mula-mula. Kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan Terakhir, drama juga menggunakan kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan oleh tokoh. Kata ini digunakan untuk memudahkan pembaca atau penonton dalam memahami adegan yang terjadi dalam drama. Teks drama terdiri dari beberapa struktur bagian. Adapun struktur teks drama adalah sebagai berikut. 1. Prolog Adegan Pembuka Struktur teks drama yang pertama adalah prolog. Bagian ini berisi kalimat pembuka berupa gambaran para pemain atau latar belakang cerita. Prolog biasanya disampaikan oleh dalang tukang cerita atau tokoh tertentu. 2. Dialog Percakapan Percakapan dalam naskah drama disebut dialog. Selain berisi percakapan antartokoh, dialog juga harus menunjang gerak laku pemainnya. Dalam dialog, tersaji urutan peristiwa yang dibagi menjadi beberapa bagian atau struktur. Struktur Dialog Drama Orientasi Orientasi merupakan bagaian awal dari dialog. Bagian ini menggambarkan situasi yang sudah atau sedang terjadi. Pada bagian ini, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lainnya, baik secara individu maupun kelompok. Umumnya, bagian ini merupakan titik tolak untuk membangun konflik yang ada dalam drama. Komplikasi Bagian ini berisi konflik-konflik dan pengembangannya yang berupa gangguan, halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada tahap ini, masing-masing tokoh makin memperlihatkan tujuan yang ingin dicapai. Klimaks Pada tahap ini, konflik mulai bergerak menajam ke arah puncak. Masing-masing tokoh akan mulai memberikan pilihan jalan keluar. Resolusi Resolusi merupakan bagian dimulainya penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh penyelesaian yang diputuskan masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan. 3. Epilog Adegan Akhir Bagian dalam naskah drama yang merupakan penutup naskah disebut epilog. Bagian ini biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan atau amanat yang bisa diambil dari cerita drama. Contoh Teks Drama Pendidikan Beserta Strukturnya Supaya lebih paham mengenai teks drama, berikut terdapat contoh teks drama singkat tentang pendidikan. Contoh teks drama singkat ini dikutip dari modul Bahasa Indonesia. KEJUJURAN Prolog Pagi itu di sebuah SMP, seorang guru datang ke kelas 8A. Kelas yang mulainya gaduh menjadi sunyi karena kedatangan guru tersebut. Dialog Guru “Selamat pagi, Anak-anak!” Semua siswa “Selamat pagi, Pak!” Guru “Anak-anak, tugas karya tulis minggu kemarin silakan dikumpulkan ke depan.” Semua siswa “Baik, Pak.” satu persatu siswa mulai berjalan ke depan kelas untuk mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing Guru “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Jadi sekarang tolong masukkan buku kalian semua, Bapak akan mengadakan ulangan.” Reni “Hah, ulangan apa lagi, Pak? Baru saja 3 hari yang lalu diadakan ulangan.” Guru “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.” Rara “Baik, Pak.” sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini Guru “Pada ulangan kali ini, Bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.” kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan, sedangkan Pak Guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pak Guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dan Rina karena tugas keduanya isinya sama persis. setelah beberapa menit berlalu, beberapa siswa mulai mengumpulkan kertas ujiannya termasuk Rara dan Rina lalu tak lama kemudian bel istirahat terdengar Guru “Karena sudah waktunya istihat, tolong yang belum mengumpulkan kertas ujiannya sekarang dikumpulkan meskipun belum selesai.” beberapa siswa yang belum mengumpulkan kertas ujian mulai maju ke depan untuk mengumpulkan Guru “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap di sini, Bapak mau bicara.” semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina Rara “Mohon maaf, ada apa ya, Pak?” Guru “Bapak minta kalian berdua jujur kepada Bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan tanda bacanya juga.” Rara “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri, Pak.” Rina “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri, Pak.” Guru “Lalu, mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian?” lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai berbicara Guru “Kalau tidak ada yang mau menjelaskan, Bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.” Rina “Maaf, Pak. Kalau saya jujur apakah Bapak akan memaafkan saya?” Guru “Tentu saja. Bapak menghargai setiap orang yang berani jujur mengakui kesalahannya.” Rina “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet, Pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.” Guru “Baiklah, alasan kamu bisa Bapak terima. Terus kamu Rara?” Rara “Maaf Pak. Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu, sepertinya dia mencari sumber dari internet.” Guru “Kalau begitu tolong panggilkan Reni.” Rara “Baik, Pak.” Rara pun keluar memanggil Reni Reni “Bapak memanggil saya?” Guru “Iya, Bapak ingin bertanya, apa benar Rara minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya?” Reni “Iya, maafkan saya, Pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet.” Guru “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. Kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.” Rara dan Rina “Baik Pak.” Epilog Akhirnya Rara dan Rina mengerjakan kembali tugasnya dengan sungguh-sungguh. Mereka lalu mengumpulkan tugasnya sebelum tenggat waktu yang sudah ditentukan. Itu tadi penjelasan mengenai contoh teks drama beserta struktur dan kaidah kebahasaannya. Semoga dengan adanya contoh teks drama ini kamu mampu mengidentifikasi teks drama. Navigasi pos NNXwanE. 481 455 428 37 125 184 115 277 285

menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks drama